Powered By Blogger

Senin, 24 November 2014

Berhenti di Kamu

Suka terbesit di hati gue buat ngudahin semua, cuma hati gak bisa berhenti buat bilang "gue sayang dia" .
putus mah udah lama, tapi karena kami masih berniat buat jaga silaturahmi ya jadi tetep aja masih sering berhubungan walupun gak sesering dulu. dengan kata lain masih saling sayang, cuma karena dia gak bisa ngejalanin LDR ya gue mah ngalah gak mau maksain dia buat tetep bertahan sama jarak.

atau mungkin, gue aja kali yang pura-pura kuat sama LDR ini. padahal kadang kalo udah dateng yang namanya rindu, sampe nangis sendiri :")
cuma ya, gue mau bikin dia bisa lebih kuat aja kalo gue pun sama rapuhnya karena jarak. banyak hal yang bikin gue stuck sama dia, gue gak bicarain fisik tapi gue lebih ngebicarain kenyamanan.
entah, waktu kemarin dia ke jakarta, itu pertama kalinya gue ketemu setelah mungkin setahun kenal. rasanya kayak udah sering ketemu aja, gak canggung, gak malu, gak ngerasa "siapa sih lo?" . beneran nyaman dan sampe speechless karena bisa ketemu di waktu yang gak pernah diduga.

tapi, jauh dari apa yang gue rasain sama dia. gue sendiri gak mau egois, gue udah ngelepas dia dari awal dia mutusin hubungan kita. gue gak bilang, dia harus nunggu sampe gue bener-bener stay di sana. tapi sayang karena setiap gue bilangin hal itu, dia selalu bilang belum bisa lupain gue dan masih mau nunggu. ah! gila nih cowo, gue udah jabarin semua tentang gue dan berharap dia bisa langsung ilfeel pas tau semua. ternyata, dia masih tetep bilang mau nunggu..

aku harus apa? aku tau perasaan kamu gimana saat rindu itu hadir..
aku pun merasakan yang sama. cuma aku gak bisa maksain kehendak untuk terus pergi kesana. masih banyak hal yang kamu belum tau tentang aku. kalau kamu pikir aku terlalu rumit, ya memang beginilah aku dengan sekelumit hidup yang sangat rumit. kalau kamu menyerah, pergilah dan buka hatimu untuk wanita lain. asli! gak pengen banget bilang ini tapi aku gak mau egois sama perasaan sendiri. kalau kamu susah buat melupakan aku, akupun sama masih terus mengingatmu karena yang aku tahu...

hatiku berhenti di kamu ...

Sabtu, 11 Oktober 2014

Wanita Tanpa Nama

Sebut saja aku, wanita tanpa nama. Bukan maksudku untuk menyembunyikan identitas. Hanya saja, tidak tepat kalau aku harus menjelaskan identitasku yang sebenarnya. Panggil aku Nona, begitu memang para lelaki hidung belang di luar sana memanggilku. Sudah dua tahun lebih, aku menjadi “wanita simpanan” lelaki yang sudah lama ku kenal. Entah , seingatku dulu dia adalah sosok yang aku segani. Bukan karena perilakunya, tapi memang dari latar belakangnya. Lelaki yang selalu meminta aku untuk melayani nafsunya ini, sudah mempunyai anak dari seorang wanita yang sekarang sudah menjadi mantan istrinya. Anaknya berumur 8 tahun, aku sendiri tak habis pikir. Laki-laki yang sudah ku anggap sebagai layaknya kakak sendiri pun akhirnya bisa menjamah tubuhku. Bagaimana bisa, aku yang dulu sangat akrab dengan anak dan mantan istrinya dan sekarang aku lah yang bermain gila dengan laki-laki ini.

Mantan istrinya? Tentu tidak tahu hubungan ini. Sudah lama sekali aku tidak berjumpa dengan mantan istrinya si “Mas” begitu aku memanggilnya. Sebenarnya Mas ini sudah menjalani hubungan dengan wanita lain. Aku sendiri tidak mengenalnya, siapa wanita itu. Kerjaku kan hanya sebagai “wanita simpanan” jadi buat aku bertanya panjang lebar tentang hubungan dia dan pacarnya. Kalau kalian pikir aku mencari nafkah dari kegiatanku ini, kalian salah besar. Aku bukan mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk cemburu dengannya akupun tidak mau, aku menempatkan diriku sebagai wanita yang tidak terlalu penting untuk hidupnya. Meski sekali dia pernah mengutarakan isi hatinya padaku. Buat apa? Toh kamu pun sudah punya pacar. Mungkin itu hanya sekedar ungkapan untuk memberi bumbu di antara kegiatan sex yang selalu kita lakukan. Setidaknya, aku melakukan ini bukan untuk laki-laki yang hanya mau melampiaskan nafsunya. Ada sedikit rasa nyaman di sana, walaupun tetap akhirnya memang untuk memuaskannya.

Aku melakukan ini, karena keadaan yang membuatku terpaksa. Perasaan kesepian, yang selalu  membayangangiku. Laki-laki ini cukup ku kenal baik, bahkan sangat baik begitu juga dengan keluargaku. Kita memang bukan orang jauh, lama sekali kita hidup bertetangga hampir 5 tahun. Aku biasa memanggilnya Mas, dan itu sudah jadi kebiasaanku dulu semasih kecil mengenalnya. Tak ada perasaan apa-apa dengannya, sampai saat inipun aku masih tetap menganggap dia sebagai sosok kakak sendiri. Singkat cerita, aku dan dia sudah lama sekali berubungan. Melakukan hubungan sex pun sudah sering sekali kami lakukan. Kecanduanku terhadap sex, bukanlah karenanya. Dia adalah kesekian laki-laki yang meniduriku, menjamahku, menikmati tubuhku.

Seperti yang aku katakan, aku menjadi seperti ini bukanlah kemauanku. Dulu, buatku mempertahankan keperawanan itu adalah wajib. Aku terlahir di antara keluaga besar yang sangat baik di mata orang. Aku tak mau kalau sampai akhirnya, akau harus memepermalukan diri sendiri, keluargaku, keluarga besarku, terlebih lagi kedua orangtuaku. Namun, setelah kejadian itu aku bersumpah pada diri sendiri tidak akan mau berkelakuan baik. Untuk apa, aku berpura-pura layaknya wanita sopan sedangkan aku tidak lagi perawan. Hal itupunterjadi, sampai aku menemukan laki-laki yang pada saat itu cukup membuatku mabuk kepayang akan sikap sopannya.


  

Namanya Dera, dia adalah tetangga baruku. Saat itu, aku masih mengenakan seragam SMP. Usia kita tidak terpaut jauh hanya beda 2 tahun. Setiap aku melewati rumahnya, terlihat sosok laki-laki yang belum ku kenal dekat sedang membersihkan halaman rumahnya. Sedikit canggung untuk memberi senyuman, karena setauku dia sangat pendiam. Begitu yang orang katakan tentangnya. Singkat cerita kami pun saling kenal,dan orangtua ku pun kenal baik orangtuanya. Aku mulai menyukai keadaan ini, kupikir saat itu dia memberiku sinyal balik atas perasaanku untuknya. Tapi, sayang itu hanya tanggapanku saja dan tidak dengan kenyataan.  

Rasa sayang yang begitu besar , dan dibalas dengan perbuatan yang sama sekali jauh dari bayanganku. Suatu hari, aku menganggap kita telah jadian dan aku pikir dia punya perasaan yang sama terhadapku. Saat itu dia mengajakku pergi, entah dia mengatakan apa dan akupun mengiyakan. Seperti seseorang yang sedang benar-benar dibutakan oleh cinta. Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, yang selalu menuruti kemauan Tuannya. Akupun mengiyakan, dan kami pun pergi. Hal yang ada dibayanganku saat itu dia mengajakku ke tempat tertentu untuk minta dilayani nafsunya. Beberapa hari setelah kami jadian, dia selalu minta untuk menyetubuhiku. Tapi aku selalu menolak, karena aku belum yakin sekali dengan perasaannya. Dan benar saja hal terburuk pun terjadi, apa yang aku bayangkan menjadi nyata. Dia membawaku ke Hotel, yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami. Yaaa... hotel...

Di hotel itu, kami tak banyak bicara. Sesampainya di kamar pun, aku hanya duduk di sofa dan memandang lurus ke TV. Pikiranku melayang tak menentu, sambil ku dekap tasku seakan aku tahu apa yang akan terjadi. Dia tidak menggubrisku, dia asik membuat kopi yang sudah tersedia di kamar Hotel dan langsung membuka laptopnya.

“apa yang akan dia lakukan?” batinku dalam hati.

Selagi aku memikirkan apa yang akan dia lakukan, saat itu diapun menghampiriku. Memelukku dari belakang, menciumiku dengan penuh nafsu dan aku tahu tidak ada cinta di hatinya. Dia menarikku ke kasur, menutup horden hotel, mematikan lampu dan mulai melucuti pakaianku satu persatu.

“Tuhan, apa yang aku lakukan? Bahkan aku membiarkan laki-laki ini menjamah tubuhku. Laki-laki yang tidak menyayangiku sama sekali..”

Dalam hati aku menjerit, tak tahan akan perlakuannya. Aku tidak nyaman dengan perbuatannya, ciumannya pun bahkan menyakitkan, tidak seperti sepasang kekasih yang benar-benar mencintai. Satu jam berlalu, dia menghentikan aktifitas hina itu. Setelah menikmati tubuhku, diapun keluar kamar untuk membeli makanan. Dalam keadaan masih terbujur di tempat tidur, akupun memandangi tubuhku. Hina sekali pikirku. Siapa dia, kau selayaknya pelacur yang mau dipermainkan lelaki hidung belang.




“astaga,apa yang sudah aku lakukan?..” pikiranku melayang, tak tahu harus berbuat apa. Bahkan memandang tubuhku pun aku tak sudi.

Menangis, sudah pasti. Sangat sakit, perasaan batinku saat itu. Sambil menutupi tubuhku dengan selimut akupun ke kamar mandi dan kembali mengenakan bajuku. Aku pikir sudah waktunya pulang, toh dia sudah puas sekali menikmati ku satu jam. Tapi tak lama suara ketukan pintu terdengar.

“tok tok..”
“siapa?” tanyaku
“ini Dera, buka pintunya cepet” dia menjawab dengan agak ketus.

Akupun membukakan pintu, dan kembali duduk di sofa menonton televisi.

“loh, kok udah rapi? emang udah mau pulang Non?” tanyanya karena melihatku yang sudah rapi
“iyalah, udahan kan?” aku bertanya balik.
“belom, baru jam berapa. Buru-buru amat sih, gue kan nginep di sini. Ntar maleman aja lo pulangnya yaa..” bujuknya sambil memberiku, sekaleng minuman ringan.

                                                               
*******


Malam pun tiba, entah apa yang dia pikirkan. Mungkin nafsunya kembali memuncak, segera dia mematikan lampu dan mendekatiku. Dia kembali meyetubuhiku, menyalurkan nafsunya dan lebih agresif kali ini. Aku... ya aku menurutinya saat itu, karena saat itu aku pikir aku ini pacarnya dan aku tak bisa mengelak. Walaupun tahu, dia tidak pernah mencintaiku. Saat kami sedang asik bergumul, aku merasakan ada yang aneh. Sakit sekali di bagian bawah sana, seperti ada yang terkoyak dan dipaksa. Aku tak tahu apa yang dia lakukan, sampai aku memberanikan diri untuk menengok sebentar ke bawah.

“darah??!!” teriakku histeris.

Kulihat jelas di wajah dan jarinya, banyak bekas darah. Aku mendorongnya keras hingga dia terjatuh. Ku lihat jelas di atas seprai berwarna putih itu banyak sekali noda darah. Hal yang aku takutkan terjadi, hal yang selama ini kujaga harus hilang dan di ambil oleh lelaki yang hanya mau mempermainkanku.

“apa yang telah dia lakukan? Keperawannku? ...” batinku hancur, aku menangis sejadiku.

Di dalam kamar mandi, sesekali aku melihat tubuhku di depan cermin. Dan melihat bercak darah di selangkanganku. Aku menangis sejadinya, perasaanku melayang tak tentu arah. Pikiranku hilang, seperti kehilangan sesuatu yang sangat tidak ingin kulepas begitu saja. Rasa dendam muncul, seakan mengetahui jelas targetku.





“Tuhan. Berikan dia balasan yang setimpal karena perlakuannya padaku..” batinku berdoa..

Entah, sosoknya yang dulu sangat aku kagumi seketika berubah menjadi sosok yang sangat ingin aku hancurkan. Tanpa dosa, dia berlagak seakan tidak ada yang terjadi. Aku tak habis pikir dia tega berbuat seperti ini padaku. Apa yang pernah aku lakukan padanya, sehingga nampak sekali wajahnya yang penuh dengan kepuasan. Seakan memberi tahu

“Iam the winner..”


Setelah kejadian memalukan itu, hingga saat ini aku tak pernah bertemu dengannya. Hanya sesekali, itupun karena aku masih menghormati keluarganya terutama ibunya. Setiap bertemu pun, kami tidak saling menyapa kecuali di hadapan ibunya. Kami saling sapa seakan tidak ada yang pernah terjadi, jauh di dalam hati ini ingin sekali aku berteriak depan wajahnya. Untuk memberi tahu seberapa sakit yang aku rasakan saat itu. Tapi sayang, aku terlalu baik. Aku telah belajar melupakannya, untuk apa aku bersumpah untuk kelakuannya. aku hanya ingin menghormati keluarganya, yang sudah ku anggap seperti keluarga sendiri.

Bukan berarti aku mengikhlaskan, aku hanya belajar tidak menjadi pedendam. Toh, Tuhan tidak tidur dan aku percaya cepat atau lambat dia kan mendapat balasan. Aku percaya karma. Sejak saat itu, aku tak lagi berharap banyak untuk masa depanku. Apa tujuan hidupku, dan enggan meneruskan mimpiku. Semua buyar, karena perlakuannya padaku. Semua seakan menjadi mimpi buruk, dan akan selalu buruk untuk selamanya.

Batinku kesal...

Hatiku terkoyak...

Jiwaku sakit, sangat sakit..

 Menjadi bayangan buruk yang akan terus aku ingat. Tersimpan nyata di dalam memori. Aku bersumpah, tidak akan pernah menjadi wanita baik-baik.


Setelah kejadian itu, kelakuanku makin tidak terarah dan tidak karuan. Semua yang aku lihat tidak lagi berharga. Untuk itu aku memutuskan untuk menjadi ‘nakal’ . nakalku pun, bukan seperti wanita panggilan yang setiap melakukan hubungan sex dibayar. Aku hanya kehilangan arah, kehilangan harap. Semua kelakuanku dulu sia-sia, aku baik saja masih bisa dinakali laki-laki. Dan, apa yang kulakukan sekarang hanyalah untuk membuatku senang. Aku bukan wanita panggilan, aku hanya “wanita simpanan” laki-laki tertentu. Setiap kali aku menjalani hubungan pun, aku membiarkan mereka menyetubuhiku. Buat apa pikirku? Aku sudah tidak perawan untuk apa dipertahankan lagi. Dan hal ini lah yang menjadi tempat pelampiasan akan penatnya hidupku.



Mungkin Tuhan enggan memberiku ampunan..
Mungkin Tuhan enggan memberiku sedikit kasihnya..
Mungkin Tuhan sudah muak dengan semua kelakuanku..
Mungkin juga, Tuhan tak lagi mau mendengar doa dari setiap batinku yang tersiksa..

Ini bukan mauku, menjadi wanita simpanan. Selalu disakiti banyak lelaki. Selalu dijadikan tempat melampiaskan nafsu lelaki. Aku yang sekarang, sungguh sulit untuk melapaskan kebiasaan ini. Aku tak mau mempermalukan keluargaku atas apa yang aku perbuat selama ini. Mungkin sekarang, aku ini “perempuan nakal” . berbuat hal yang seharusnya tidak kulakukan. Tapi semua sudah terlanjur, yang mereka tahu tentangku hanya... aku adalah perempuan baik, yaaa perempuan baik...


Nona J




penggalan kisah lama


“yang namanya berteman tidak akan selalu bersama-sama. Ada di saat kita harus pisah, bukan untuk pisah selamanya. Hanya berpisah untuk menjadi seseorang yang lebih dewasa dan menemui teman hidupnya...”

Aaahhhhh sedih rasanya sebentar lagi temen main, temen nakal, temen segalanya akan menikah. Itu artinya, sudah tak sebebas dulu. Kalo nanti aku butuh kamu gimana? Maksudku, kamu kan akan menikah dan akan menjadi seorang istri. Pasti yang akan lebih diurusi adalah suamimu dulu. Rasanya belum mau ngelepas kamu untuk nikah, terlalu cepat rasanya 20 tahun bersama. Tapi , ya sudah mungkin ini sudah takdir Tuhan kalau kamu harus menikah lebih dulu.

jangan lupain aku ya.. saat kamu sudah sibuk di rumah mengurus segala macam keperluan suamimu. Sempatkan sedikit untuk tetap mengingatku.
Ingat saat aku selalu memaksamu, untuk tidak melapor sama mamaku karena aku selalu makan indomi + cabe rawit.
Ingat kalau kamulah orang pertama yang selalu aku hubungi ketika aku punya masalah.
Ingat saat aku bolak-balik untuk di rawat di rumah sakit, dan kamupun bolak-balik menjengukku.
Ingat dengan semua rahasiaku yang aku ceritakan padamu yaa...
Ingat saat aku mengajakmu makan bakso, tapi ujungnya kamu yang bayarin..
Hehehe itu Cuma beberapa penggal kisah kita, dan kalau tidak salah bahkan kita hampir tidak pernah bertengkar yaa. Atau pernahkah? Coba beritahu aku ..

20 tahun bersama, menghadapimu itu tidak gampang loh. Sebenarnya sulit, karena kamu tergolong perempuan tomboy. Tapi ya, namanya udah gede masa mau gitu-gitu aja. Lambat laun, kamu pun
menjadi wanita seutuhnya sekarang. Bagaimana bisa, kamu yang dulu suka manjat pohon, nakal, tidak suka bermain dengan anak perempuan sekarang semua hilang. Kamu yang sekarang cantik, tidak terlihat sisi laki-lakimu (kecuali kalau kamu pasang kuda-kuda berkat karatemu).
Sangat memperhatikan penampilan, dan kamu lebih pintar dandan dibanding aku yang dulu semasih kecil masih suka main boneka L
Tapi tenang, aku senang sekali dengan perubahanmu yang sekarang. Apalagi, list mantan pacarmu lebih banyak dari aku juga ya. Dan terbukti kalau kamu lebih wanita dibanding aku. Padahal dulu, kita sama-sama hitam ya, udah hitam main pasir, main panas-panasan. Uuhhhhh masa kecil yang indah dan sulit buat dilupakan...

Dan tepat hari ini tanggal 12 oktober 2014, menjadi hari bersejarah buat kamu. Hari di mana semua wanita memimpikannya. Dipersunting laki-laki yang kau cintai. Beribu kata maaf untukmu karena aku tidak bisa menghadiri acara sakralmu :”)
Walau jauh, dan tidak bertemu atau mendampingi saat bahagiamu. Aku mndoakanmu untuk semua yang terbaik yang selalu kau harapkan dulu.
Semoga pernikahanmu langgeng, menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah yaa :”)))
Amin amin yaa Rabbal Allaamiin *peluk cium*


Tamie J

Minggu, 03 Agustus 2014

Calon Pendamping Part 2


Kalo gini ceritanya, gue agak segen sebenernya buat ngasih masukan ke dia tiap kali ribut sama pacarnya. Bukannya jahat, tapi gue cuma pengen dia jangan terlalu pake perasaan hadapin laki laki macem itu. Jujur, kalo dibilang gue sedih liat dia, terlalu mencintai sampe bodoh dalam bersikap. Entah apa yang dia tuju selain karena suatu pernikahan.

Berulang kali dia nangis, ngadu ke gue sama semua sikap pacarnya yang kadang suka aneh. Gue nyebutnya cowo brengsek, ya buat gue dia emang brengsek. Entah pernikahan apa yang dia harapkan dari seorang laki laki kasar itu. Yaa, gue tau sih alasannya dia gak mau ngelepas Denny ya karena semua yang dia pertahanin buat suaminya kelak udah di amil sama laki laki brengsek itu.

Gue selalu bilang gini
" din, yang udah biarin aja lewat. lepasin aja sih dia, mau apalagi coba yang lo harapin dari dia. lo terlalu baik buat dia din, lo itu orang baik pasti dapet jodoh juga yang baik. gak kayak dia brengsek banget. lo pasrahin aja lah, serahin semua sama Allah. lagian gue yakin banget dia bukan jodoh yang baik buat lo"

opini gue disetiap kali dia berantem sama Denny.

Rabu, 30 Juli 2014

Calon Pendamping Part 1

Mama says: "dek, kalo kamu cari suami kayak bapak. Yang sabar, yang mau ngemong. Kamu kan sakit, kalo kamu punya suami gak sabaran entar dibuang"

Abang says: "mi, lo cepet nikah deh. Gak usah macem macem. Yang penting ngerti elo sakit, mau ngurusin elo kalo lagi kumat.."

Pesen mereka sih masuk akal, mungkin mereka khawatir sama gue yang satu satunya perempuan. Apalagi sama kondisi gue yang udah agak blangsak. They dont know me at all.


Yaudah, skip aja tentang gue. Karena sebenernya yang mau gue bahas bukan gue. Ada hal yang lebih rumit dari hidup seorang sahabat gue belakangan. Pernah denger tentang, ungkapan gini
"cewe yang berhijab itu lebih terhormat dan gaya pacaran mereka itu sangat baik"
atau ini " cewe berhijab itu, masih banyak yang perawan"

okey, Iam not really talking about virgin. Sebenernya , pandangan mereka salah tentang persepsi itu. Gak semua yang berhijab itu masih dijamin perawan. Keluar dari konteks perawan  deh. Gini, kadang ada orang berhijab malah kebanyakan mereka yang cuma mau ikutan tren (kayak gue). Mereka gak pernah tau apa arti berhijab.

Ada pernah, gue liat cewe berhijab. Pake skinny jeans, yang negasin banget lekuk kaki sampe pinggulnya. Pake baju, asal lengan panjang tanpa merhatiin panjang bajunya menutupi bagian auratnya atau enggak. Ditambah kaos panjangnya itu, ketat dan menonjolkan dada yang meliuk yang seakan malah nambah ketertarikan laki laki.


Kadang gue mikir, mereka ini motivasinya apa sih mau berhijab tapi salah. Kalau belum siap nutupin semua aurat gak usah maksain lah, akan ada saatnya lah di mana elo ngerti hijab sesuai syariat Islam. Contohnya gue, kadang kalo keluar dan gue mutusin pake jilbab itu cuma karena 'bad hair day' aja. Gue belom siap lahir batin sama hal itu, setau gue berhijab itu harus pake hati walaupun kadang ada yang nyeletuk "mending gue pake jilbab, daripada elo pake celana pendek tanktop mulu" 
dan kadang gue cuma senyum, ' yaa seenggaknya, gue gak sebodoh kalian yang niatnya berhijab buat nutup aurat tapi malah makin ditonjolin'

Sorry to say, bukan maksud gue nulis ini buat mengumpat tentang tren hijab sekarang. Cuma kadang gue suka muak aja sama hal itu. Mereka menganggap menutup diri dari mulai auratnya. Yang ditutupin sebelah mana?? Toh malah makin menantang kaum pria.

Oke, lupakan tentang hijab. Gue mau ngebahas tentang pendamping hidup. Sahabat gue, sebut saja Dinda akan menikah bulan Oktober nanti inshaa Allah. Sebagai sahabat gue seneng, pada akhirnya dia dapet calon pendamping buat ngejalanin hidupnya. Awalnya emang seneng, dikenalin sama calonnya. His look like nice man, when first time I meet him. Gue pikir, dia udah nemuin kebahagiaan dari sosok pria ini, sebut saja Denny. Tapi, setelah hari itu tiba. Dinda bercerita panjang lebar seberapa jauh hubungan mereka.

Awalnya gak pernah terpikir kalo kejadian yang gue alamin kena sama dia juga. Dia cerita sambil ketakutan, nunjukkin muka sendu seakan bertanya "lo kecewa gak sih sama gue Tam kalo gue bisa sampe sejauh itu? "
Bingung harus menanggapi apa, dia seorang perempuan tomboy yang sama sekali jauh dari hal macam itu. Tapi sekarang dengan dia bercerita seperti itu, jujur gue kecewa sama dia. orang yang selama ini gue anggep jauh dari hal itu, ternyata ......

Dia cerita tentang bagaimana perlakuan orang yang berjanji akan menikahinya. Awal pertama dia sering bercerita, penuh dengan kebahagiaan. Maklum pasangan yang baru aja menjalin belum lama jadi masih tercium aroma mesra. Sampe pada akhirnya, gue ngerti kalau Denny itu bukan laki laki baik untuk Dinda.

"mi, gimana ya kok makin kesini dia makin gak keliatan serius. malah sering banget bilang emang kita mau nikah ya? kemaren gue boongan tau. gue bingung mi.."

"kan gue udah sering bilang, lo emang udah siap? udah yakin kalo dia baik buat lo? udah mantep mau jadiin dia yang terakhir? apalagi lo sama dia baru Din.. umur dia juga masih dua tahun dibawah lo. masih anak anak banget. lo yakin kalo dia serius?"

berulang kali, gue ngomongin itu sampe akhirnya gue kesel sendiri sama dia karena gak pernah mau dengerin gue. Pernah suatu hari dia ribut, cuma karena Dinda gak mau nginep di rumahnya. Itu tindakkan bodoh apalagi sih? anak cewe nginep di rumah pacarnya, terlebih lagi si cewe ini berjilbab. Apa gak malu maluin?? kalo laki laki serius, pasti mau denger apa kata perempuannya. Bukan malah ngambek terus kalo mau baik ujungnya minta ML. Kalo nolak malah maen tangan.
Hei!!! lo belom jadi suaminya dia udah berani main tangan? mau jadi apa lo??
Gue gak pernah abis pikir, kenapa sahabat gue ini bisa dapet seorang laki laki macem ini. Kata katanya kasar, suka main tangan, ambekkan.

Dinda orang baik loh, dia gak pernah mau relain keperawanannya cuma buat laki laki yang cuma berstatus pacar. Tapi, sama Denny dengan gampangnya dia serahin.
"kenapa lo nekat kasih itu buat dia Din?? lo bukan cewe gampangan setau gue"

"dia maksa mi, katanya dia kan udah mau nikahin gue. kalo gak mau ngasih dia mau batalin semua. gue gak mau ngecewain orangtua gue Tam.. "

Ya Allah, kenapa harus laki laki brengsek itu sih yang jadi jodoh Dinda.
Gini loh, sering banget gue denger ini 
'perempuan baik akan berjodoh dengan laki laki baik pula' begitu pun sebaliknya.

Jumat, 25 Juli 2014

KARMA of My Life

25 Juli 2014



lesson of KARMA
when a bird is alive, it eats ants. when the bird ois dead, ants eat the bird. time & circumstances can change at any time. dont devalue or hurt anyone in life. you maybe powerful today. but remember, time is more powerful than you! one tree makes a million match sticks. only one match stick needed to burn a million trees. so be good an do good.


KARMA ....
entah ada kaitan apa dengan hidup gue. dari sekian lama, sekian banyak waktu, sekian banyak hal yang coba gue pelajarin tentang karma tetep engga pernah nemu titik terang. where is my false??
apa orangtua gue  dulu, pernah berbuat seenaknya jadi berimbas ke gue? banyak kok orang yang udah coba mengotori pikiran gue tentang karma ini.

"yaa, mungkin yaa mi. mungkin loh, mamamu atau bapakmu pernah ngelakuin apa dulu terus jadi kenanya ya ke elo.." kata seseorang yang sotoy banget dengan hidup gue.
tapi apapun penjelasan mereka, gue selalu bilang 'oohh, iya kali yaa. masa sih?? hemm mungkin juga sihhh'
tanggapan itu cuma buat menghargai mereka, ya seenggaknya udah nyoba care sama gue. walaupun dalam hati gondok -___-


ya, percaya sih dengan karma akhirnya karna perbuatan gue sendiri. dan selama bertahun tahun gue belom pernah bisa sepenuhnya lupain dia. whatever! selalu gue bilang, dia masa lalu dan gue cuma pengen ngejelasin salah paham dari semua yang kejadian dulu. dan, sebaik apapun gue nyoba buat bisa keep in touch sama dia lagi..... hasilnya selalu nihil :')

pernah gue bertindak bodoh, dengan selalu inget hari ulangtahun dia. kirim pesan tepat jam 12 malem. di tahun pertama, gue rasa dia bakal luluh sama perhatian gue. dan ternyata salah, sama sekali gak nganggep itu hal manis. tahun berikutnya, tetep gue kirim pesan ngucapin jam 12 malem walaupun hasilnya tetap nihil. entah gue ini tolol atau apa gue lakuin itu setiap tahun, sampe akhirnya gue nyerah...


setelah gue sedikit melupakan, ada aja hal yang nyambungin gue sama dia lagi. entah harus ketemu tanpa sengaja, disengaja, dengan mamanya, saudara-saudaranya, bahkan temannya. dan pertama tau kalo dia tinggal di luar kota gue pikir ini kesempatan buat lupain semua. tapi dengan rapi semua memori tentang dia kesimpen itu aja dan bisa tiba-tiba muncul saat rasa rindu itu hadir..


Tuhaannn.... aku tahu, aku terlalu jauh membuatnya kecewa yang mungkin dulu dia sempat membuat sumpah untukku. tapi, haruskah selama ini aku rasakan karma dari semua perlakuan ku dulu? kenapa tak kau luluhkan hatinya sebentar saja, untuk bisa mendengar apa yang sebenarnya terjadi dulu.. kenapa tak kau matikan saja rasaku di dalam hati ini untuknya. kenapa tak kau hilangkan ingatanku agar aku bisa melupakannya dan tak tersiksa dengan perasaan salahku sendiri...

hati ini lelah, saat aku mencoba membuka hati untuk orang lain. dia dengan indah hadir begitu saja di mimpi dan semua khayalanku. hati ini lelah, masih terus memikirkannya, setelah bertahun tahun diacuhkan akibat ulahku sendiri.
aku tau, aku salah. aku tau, aku telah menyia nyiakannya dulu. perasaan sayangnya yang telah aku abaikan. aku telah membuat hatinya sakit, karna semua perlakuanku. tapi, apa tidak ada kesempatan kedua? atau kesempatan memperbaiki hubungan ini.
aku tidak menuntut harus kembali bersamanya, karena aku tau itu tidak mungkin. aku hanya berharap dia kembali jadi dirinya saat mengenalku dulu. selalu membuat lelucon, dan selalu mneghiburku.

ataukah, aku harus mati dulu agar dia bisa mengerti, bahwa apa yang selama ini dia pikirkan tentangku itu tidak pernah benar? kalau memang harus, aku akan menunggu saat itu..


ahhh... KARMA itu memang ada, nyata dan sangat menyakitkan. jaga cintamu sebelum dia benar-benar pergi dan mengacuhkanmu. jaga hal yang seharusnya kau jaga sebelum kau menyesalinya..


@utamisulistiyan

Kamis, 12 Juni 2014

Cinta 140 Karakter

menikmati dunia , tanpa batas waktu yang menjaga. menikmati sejuknya embun dikala pagi menyapa. menatap langit yang gelap, di taburi bintang bintang indah nan anggun, yang setia mememani langit malam itu. lalu, aku siapa? ada apa aku kesini? tanpa seseorang yang menemani. padahal, tempat ini indah sekali untuk menghabiskan waktu bersama orang tersayang.

"mungkin Tuhan belum mau membagi seorang yang bisa mendengar semua keluh kesahku lagi.." batinku dalam hati...
ku rebahkan diriku sejenak di atas rumput yang hijau dan lembut itu. melepaskan penat yang sudah menumpuk di kepala. kupejamkan mata, menghirup udara segar yang bebas dari polusi layaknya di kota.

"aku merindukanmu... aku menantimu.." kataku perlahan berbisik pada satu foto yang aku genggam saat ini. kekasih yang dulu sangat menyayangiku, mengerti semua akan kekuranganku. lalu semua berubah saat Tuhan berkehendak lain, saat kecelakaan merenggut nyawanya.
kata mereka Tuhan sayang sama Anda kekasihku. kejadian yang sangat membuat shock kala itu, bagaimana mungkin laki laki yang telah berjanji untuk segera meminangku ternyata harus lebih dulu pulang. menyayat hati memang, lamanya kita bersama telah membuat kenangan indah tersusun rapi.

" ah.. aku harus bangkit! aku tahu kamu pun sudah tenang di sana. aku memang belum bisa membuka hati untuk laki laki lain. karena hatiku, jauh telah jatuh masuk kedalam hatimu sayang.. " airmata ku tak lagi bisa mengelak, mengalir begitu deras tanpa henti .

bagaimana bisa aku mengganti mu ...
bagaimana bisa aku melupakan mu ...
bagaimana bisa aku mengubur kenangan kita ...

mungkin Tuhan tidak mengizinkanmu untuk bersanding denganku. tapi kenapa Tuhan harus mengambilmu secepat ini? kenapa Tuhan tak menjauhkan kita saja dengan jarak?? bukan dengan waktu, dimensi dan dunia yang berbeda. aku ikhlas melepasmu, tapi sungguh hati ini masih sangat ingin mendekapmu lebih lama lagi.


mimpiku sekarang, hanya bersisa debu yang berterbangan tak tentu arah. tak tahu harus kemana.langkahku terhenti seakan dunia tak lagi menyenangkan. rasanya ingin aku memburu waktu mengejar ajalku agar bisa cepat bertemu denganmu. Tuhan mungkin geram dengan sikapku yang belum bisa bergerak dari batin yang hancur setelah kepergianmu. tapi, aku mohon teruslah engkau hadir dimimpi setiap aku tidur. doa ku, tak pernah berhenti dari bibirku ketika aku bersujud.

" cinta itu ilusi kalau kau hanya sekedar menyapanya tanpa menjamunya. cinta itu hanya perasaan kalau kau cuma berdiam tanpa tahu harus bertindak. cinta itu sederhana, saat kau coba memahaminya dengan hati. dan cinta itu abadi walaupun harus terpisah.. "


by: @utamisulistiyan


Minggu, 11 Mei 2014

cerita indah Tuhan: Long Distance Relationship

cerita indah Tuhan: Long Distance Relationship: Tanggal 1 Maret kemarin kita sepakat menjalani hubungan ini, iya LDR.. Kayak lagunya Raisa ini : Ku teringat dalam lamunan Rasa sentu...

Long Distance Relationship

Tanggal 1 Maret kemarin kita sepakat menjalani hubungan ini, iya LDR..



Kayak lagunya Raisa ini :

Ku teringat dalam lamunan
Rasa sentuhan jemari tanganmu
Ku teringat walau telah pudar
Suara tawamu, sungguh ku rindu

Tanpamu langit tak berbintang
Tanpamu hampa yang ku rasa

Seandainya jarak tiada berarti
Akan ku arungi ruang dan waktu dalam sekejap saja
Seandainya sang waktu dapat mengerti
Takkan ada rindu yang terus mengganggu
Kau akan kembali bersamaku

Ku teringat walau telah pudar
Suara tawamu, sungguh ku rindu

Tanpamu langit tak berbintang
Tanpamu hampa yang kurasa

Seandainya jarak tiada berarti
Akan ku arungi ruang dan waktu dalam sekejap saja
Seandainya sang waktu dapat mengerti
Takkan ada rindu yang terus mengganggu
Kau akan kembali bersamaku

Terbit dan tenggelamnya mentari
Membawamu lebih dekat
Denganmu langitku berbintang
Denganmu sempurna ku rasa

Seandainya jarak tiada berarti
Akan ku arungi ruang dan waktu dalam sekejap saja
Seandainya sang waktu dapat mengerti
Takkan ada rindu yang terus mengganggu
Kau akan kembali bersamaku


Ini loh LDR yang dibilang orang itu, kamu tau gak. Susah sekali memang apalagi kalau hanya ego yang dikedepankan. Aku gak ngerti kenapa kamu bisa mengambil keputusan untuk ngejalanin ini. Ini pilihanmu kan? ini rasa mu kan??
Kamu bilang, aku yang egois. Aku yang slalu mau dimengerti. Kamu belum tau aku sepenuhnya, kalau memang kamu jenuh katakan...
Aku tau yang kamu rasakan, sekarang pun posisi kita sama. Bukankah untuk sekarang, jika memang kamu mau serius ini adalah cara dimana kita bisa terus jaga komunikasi.
Kalo hanya karna kamu bosan dengan cara ini, aku mengerti. Simpan dulu hapemu, jangan hubungiku. Kalau itu memang bisa mengembalikan rasamu yang dulu waktu pertama mengenalku.
Kalau memang kau butuh waktu untuk sendiri tanpa aku untuk sementara, aku siap menjauh. Tapi kapanpun kamu butuh aku selalu ada untukmu.

Kalau kamu menyerah sekarang, lalu semua usahaku akan siasia. Kalau kamu pikir aku menikmati ini, kamu salah. Aku pun bosan dengan semuaa jarak ini. Sebisaku mengerti kamu yang cuek, sebisaku meluangkan waktu hanya untuk berkabar denganmu.. Kalau hanya aku yang berjuang, untuk apa dipertahankan?? kalau hanya aku yang disalahkan atas semua yang kamu rasa untuk apa dilanjutkan??
kamu bilang sedikitpun aku tidak pernah mengerti kamu, mengerti kamu dalam hal apalagi..
Aku menyayangimu ... Aku mencintaimu ... 

sedikit lebay, tapi ini yang kurasa. kalau lewat telpon saja kamu tidak mau membicarakan ini cara terakhirku untuk mengungkapkan...

Sabtu, 01 Februari 2014

rumit

terlalu lelap aku tertidur..
terlalu jauh aku bermimpi..

(scream) 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa



tamat.

Senin, 27 Januari 2014


ini gue, hem bisa dibilang manis kata orang sih....

walaupun kadang gak terlalu percaya. dari tampang gue gak jelek jelek amat kan ya? masih bisa di perhitungkan lah hahahah :D

nasib gue itu sangat draamatis! gak tau kenapa Tuhan seneng banget ngasih gue cobaan yang terus menerus tanpa jeda